Balita Qurani Didikan Masjid Otsuka

Masjid Otsuka adalah salah satu masjid yang berdiri di Tokyo, Jepang. Masjid ini memang tampak kecil dari luar, tapi aktivitas keislaman di masjid ini sangatlah padat dan kaya manfaat. Muslim dari berbagai negara berkumpul di masjid ini untuk mendengarkan kajian, shalat jama`ah bersama, atau hanya untuk bersilaturrahmi dengan komunitas muslim di Jepang. Beraneka ragam bangsa seperti Indonesia, Malaysia, Pakistan, Bangladesh, China, Mesir, Palestina, atau muslim Jepang itu sendiri berkumpul bersatu untuk menuntut ilmu Islam di negeri yang sarat dengan hedonisme dan kesyirikan.

Masjid Otsuka pun bergeliat semangat untuk memenuhi keinginan para muslim di Jepang untuk menuntut ilmu. Dibuatlah Taman Kanak-Kanak dengan Islam sebagai dasar ajarannya. Tak hanya TK yang menjadi program Masjid Otsuka, kelas menghafal Quran untuk anak setingkat SD, dan juga kelas Tahsin untuk ibu-ibu, dimana semua guru adalah para hafidz dan hafidzah yang didatangkan dari Pakistan dan Kuwait.

Akan tetapi, kali ini saya akan menyoroti sebuah acara yang baru saja diselenggarakan oleh TK Islam Masjid Otsuka pada 26 Februari 2011 lalu. Kelas menghafal quran khusus balita mengadakan sebuah acara “Quran Party”. Dari namanya jelas kalau acara ini bukanlah pesta yang menghamburkan uang dan bertabur musik-musik, Pesta ini adalah sebuah ajang penghargaan bagi balita yang berhasil menghafalkan Juz 30 sekaligus ajang hapyokai (pertunjukkan) para balita membacakan ayat-ayat suci Al-Quran.

Dalam acara ini, Rahma, seorang gadis cilik asal Indonesia berusia lima tahun, berhasil menghafalkan juz 30. Rahma dinobatkan dan didandani dengan memakai pakaian selayaknya putri cantik yang sering kita lihat dalam buku-buku dongeng. Dengan berpakaian ala putri ini pula, Rahma pun memasang sebuah mahkota di kepala ibunya. Meski mahkotanya bukan berlian asli, meski itu semua hanya sebuah simulasi, namun cukup memberikan motivasi kepada anak-anak yang lain agar lebih bersemangat menghafal Quran.

Siapa yang membaca Al Qur’an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orang tuanya dipakaiakan dua jubah (kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, “Mengapa kami dipakaikan jubah ini?” Dijawab,”Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Qur’an.” (HR. Al-Hakim)

Penghafal Quran cilik, tentu tak lepas dari pendidikan orang tua mereka. Sekilas pengalaman dari Ibunda Rahma, Popi Rafikoh dalam mendidik anaknya, sehingga dalam usia balita sudah mampu menghafal Juz 30.

“Rahma baru mulai menghafal Quran di Jepang, yaitu saat usianya 4 tahun. Pada awalnya saya tidak mengajarkan dia menghafal Quran dahulu, karena saya pikir terlalu berat, sedangkan saya juga sedang menghafal Quran. Karena di Jepang akses internet begitu mudah dan cepat, maka saya mencoba memutarkan lagu-dan film anak-anak. Dan tiba-tiba saya teringat bahwa di Youtube pasti ada surat-surat pendek dengan gambar-gambar menarik. Awalnya saya hanya putarkan Al-Fatihah, An-naas, Al-Falaq dan Al-Ikhlas. Dan Alhamdulillah rahma bisa menghafalnya. Lalu saya lanjut dengan surat-surat lainnya yang dilantunkan oleh Syaikh Mishari Alafasy Ar-Rasyid. Saya semakin semangat lagi untuk membuat Rahma menghafal Quran, setiap pagi sebelum berangkat sekolah dan sore setelah Rahma pulang sekolah, atau setelah Rahma menonton film dan lagu anak-anak, saya ajak dia untuk mengulang hafalan Qurannya.

Semoga Allah selalu mengaruniai kita anak-anak yang dapat mengantarkan orang tuanya ke jannah-Nya. Amiin Ya Rabbal`alamiin

Nurul Septiani, SKM
Kanagawa, Jepang.
Posted on 11.22 by Sukron and filed under | 0 Comments »
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...